Personal Blog and IT Content, Updates & Tutorial Sharing Web Blog.

Benny Setiadi

My Personnal Blog

Kamis, 18 April 2013

COCOMO (Constructive Cost Model)


    COCOMO model, yaitu suatu model parametris pengestimasian yang menghitung jumlah FP dalam perencanaan serta pengembangan perangkat lunak, mengenal tiga macam pengimplementasian dalam evolusinya sejak dari awal kejadiannya hingga kini, yaitu:

o  Basic(COCOMO I 1981)
   Menghitung dari estimasi jumlah LOC (Lines of Code).
 
o  Intermediate (COCOMO II 1999)
-  Menghitung dari besarnya program dan “cost drivers” (faktor-faktor yang berpengaruh langsung kepada proyek), seperti: perangkat keras, personal, dan atribut-atribut proyek lainnya.
-  Mempergunakan data-data historis dari proyek-proyek yang pernah menggunakan COCOMO I, dan terdaftar pengelolaan proyeknya dalam COCOMO database.
 
o Advanced
-  Memperhitungkan semua karakteristik dari “intermediate” di atas dan “cost drivers” dari setiap fase (analisis, desain, implementasi, dsb) dalam siklus hidup pengembangan perangkat lunak.

     Pengenalan Cocomo ini diawali tahun 70-an akhir. Sang pelopor Boehm, melakukan riset dengan mengambil kasus dari 63 proyek perangkat lunak untuk membuat model matematisnya. Model dasar dari model ini adalah persamaan:

effort = C * size^M, dimana

o effort adalah usaha yang dibutuhkan selama proyek, diukur dalam person-months;
o c dan M adalah konstanta-konstanta yang dihasilkan dalam riset Boehm dan tergantung  pada penggolongan besarnya proyek perangkat lunak;
o size adalah estimasi jumlah baris kode yang dibutuhkan untuk implementasi, dalam satuan KLOC (kilo lines of code).



Sumber  :
http://www.scribd.com/doc/49646935/COCOMO
Share:

Sabtu, 13 April 2013

Software Open Source

Pada tulisan kali ini, saya akan membahas mengenai Software Open Source. Open Source adalah suatu kode dari aplikasi yang disebarluaskan dan didistribusikan secara cuma-cuma guna untuk keberlangsungan dan pengembangan dari aplikasi itu sendiri. Lisensi yang ada pada aplikasi itu sendiri adalah lisensi milik bersama atau disebut dengan GNU General Public License dalam bahasa Indonesia, Lisensi Publik Umum.

A. Sejarah

Berdasarkan sejarahnya, istilah open source bemulai dikenal sejak tahun 1998 dalam sebuah rapat yang diprakarsai oleh Netscape, yaitu perusahaan pengembang browser navigator. Sedangkan penggagasnya adalah Eric S. Raymond, Christine Peterson, Todd Anderson, Larry Augustin, Jon Hall dan Sam Ockman dengan pelopornya Richard Stallman.  Setahun kemudian, yaitu pada tahun 1999 istilah Open Source semakin terkenal setelah dipublikasi oleh tim O'Reilly yang mengadakan event project free open source. Pada tahun 2004 Linux, sebagai salah satu software open source yang paling terkenal, membuat suatu terobosan besar sebagai software sistem operasi untuk server, bahkan perusahaan komputer besar, seperti IBM pun menggunakan jasa LINUX. Pada tahun 2009 penggunaan program open source di Indonesia semakin marak. Program ini menjadi program alternatif pengganti program-program komputer berbayar. Dengan menggunakan program open source para pengguna komputer tidak perlu lagi dikhawatirkan atas pelanggaran hak cipta. Bahkan tidak perlu lagi menggunakan program-program bajakan. Lagipula kualitas dan kelengkapan program open source sudah memadai dan menyamai program-program berbayar.

B. Kelebihan Open Source

  • Open Source mendistribusikan kode dari aplikasinya, jadi kita dapat mempelajari cara kerja suatu aplikasi, bahkan juga memodifikasinya.
  • Kita tidak perlu lagi tergantung pada suatu produk tertentu, misalnya untuk aplikasi Office tersedia juga versi Open Source. 
  • Software Open Source didistribusikan secara cuma - cuma sehingga dengan menggunakan software Open Source tentu akan menghemat biaya operasi baik yang digunakan individu maupun perusahaan.
  • Dengan menggunakan software Open Source maka pengguna terbebas dari lisensi yang berbayar.

C. Kekurangan Open Source

  • Pandangan bahwa Open Source adalah gratis dan tidak bisa membaca manfaat bisnis sangat menghambat para pebisnis yang akan terjun di Open Source. Kurangnya dukungan dari pebisnis ini membuat Open Source tidak bisa mempromosikan dirinya secara baik dan ini secara tidak langsung membuat pengenalan Open Source menjadi lebih lambat.
  • Masih banyak orang yang beranggapan Open Source susah untuk dipergunakan, padahal perkembangan Open Source belakangan ini sudah cukup pesat dan bahkan dalam beberapa hal terkadang mampu menggungguli aplikasi yang berbayar. Kesalahpahaman ini bisa terjadi karena kurangnya promosi akan Open Source.
 Untuk pengalaman saya sendiri dalam menggunakan Open Source adalah salah satu software untuk 3D, yaitu Blender 3D. Blender 3D dapat digunakan untuk modelling, animasi, video editor, sound editor serta fitur lainnya, serta telah terdapat dukungan yang sangat banyak, mulai dari forum resmi maupun non resmi, video tutorial. Selain itu Blender 3D telah mendukung multiplatform dimana dapat digunakan untuk Windows, Linux, BSD, dan MAC OS. Untuk saya pribadi lebih menyukai menggunakan Blender 3D dibandingkan software 3D sejenis seperti 3D Max, Maya yang harga lisensinya dapat mencapai puluhan juta rupiah. Sekian tulisan saya mengenai software Open Source.


Sumber Referensi :
http://sejarahopensource.blogspot.com/
http://www.alfiweb.info/2012/03/kelebihan-dan-kekurangan-dari-produk.html
Share:

disable copas

Contact Us

Nama

Email *

Pesan *

Pages

Mengenai Saya

Foto saya
Hi, My name is Benny Setiadi. Welcome to my blog, I'm sharing lots of content here related with my interest, Technology updates, Programming, Android and Augmented Reality. Hope my blog could be useful and have benefits for everyone. Please enjoy :).